Pesan utama:

 Tantangan terbesar untuk kebijakan intervensi kesehatan non-medis adalah keterbatasan data dan informasi mengenai karakteristik dan mekanisme penyebaran COVID-19.

 Artikel ini mengumpulkan data-data awal perkembangan kasus COVID-19 dan memetakan karakter epidemiologi dari COVID-19 dari data sejak tanggal 1 Maret hingga 1 April 2020.

 Sejumlah kasus yang dianalisis antara lain status kewarganegaraan, usia dan lokasi berdasarkan episode.

 Proporsi penderita WNA di minggu awal relatif tinggi, namun seiring waktu proporsi ini semakin menurun. Bukti awal ini mengindikasikan bahwa penyebaran virus melalui WNA— sebagaimana yang diduga sejak awal—relatif terbatas.

 Rendahnya proporsi penderita COVID-19 di Bali tampaknya menguatkan bahwa transmisi penyakit COVID-19 yang berasal dari WNA ke penduduk lokal relatif tidak sebesar dugaan awal. Meski perlu dicatat bahwa minimnya jumlah tes di Bali juga sangat mungkin menjelaskan rendahnya proporsi penderita COVID-19 di provinsi ini.

 Proporsi terbesar pasien COVID-19 di Indonesia berada pada rentang usia 50-59 tahun yang secara keseluruhan berjumlah 20,9 persen dari total kasus positif COVID-19. Namun ada variasi antar provinsi. Angka pada rentang usia ini konsisten dengan faktor risiko yang ditemukan di banyak negara.

 Faktor keterlambatan (delay) dalam uji spesimen dan pelaporan hingga kemunculan gejala dari sejak terpapar virus COVID-19 memberikan kesulitan dalam memperkirakan jarak antara terpapar virus hingga manifestasi gejala awal.

 Berdasarkan data yang tersedia, dari kemunculan kasus positif COVID-19 hingga penyebaran kluster, jarak waktu sejak terpapar virus hingga gejala awal diperkirakan lebih pendek, setidaknya lebih pendek dari 10 hari. Angka ini lebih pendek dari temuan di Italia.