Pada tahun 2007 dunia dikejutkan oleh suatu kajian mengenai epidemi Corrupted Blood yang diterbitkan di Lancet Infectious Diseases. Mengejutkan karena jurnal medis paling terkemuka itu biasanya membahas biologi dan penanganan kuman di dunia nyata. Namun kali ini jurnal itu membahas respons orang terhadap epidemi di dunia maya. Corrupted Blood jika diibaratkan sebagai penyakit mirip seperti wabah Influenza, SARS, MERS, ataupun COVID-19 yang jalur penularannya terjadi pada sesama manusia dalam jarak dekat, dan menular melalui binatang peliharaan. Karena itu para ahli penyakit menular mempelajari respons orang dunia maya tersebut sebagai simulasi perilaku jika epidemi ini terjadi di dunia nyata seperti saat ini.