Studi ini berupaya untuk memahami proses penggunaan politik identitas di Pilkada 2018 beserta faktor-faktor pendorong (enabling) dan penghambatnya (disabling). Lokasi penelitian yang dipilih ada 3, yakni Kota Bogor, Kota Palangkaraya, dan Kota Ambon. Ditemukan di tiga daerah penelitian bahwa politik identitas digunakan dalam Pilkada dengan tingkat eskalasi dan intensitas yang berbeda-beda. Penggunaan politik identitas didorong oleh beberapa hal termasuk pragmatisme politik partai untuk memanfaatkan momentum sensitivitas antar golongan, konstelasi Paslon dan partai politik pendukungnya, serta konteks sejarah masing-masing daerah. Di lain sisi, kearifan lokal, keberadaan pemilih yang rasional, serta komunikasi yang baik antar elit politik menjadi harapan untuk menekan penggunaan politik identitas di masa depan.