Seiring dengan upayanya untuk terus menegaskan peran sebagai aktor global yang menonjol —didorong oleh skala ekonomi dan pengaruh geopolitiknya kebijakan luar negeri Indonesia kini menjadi perhatian para pengamat internasional. Selama ini, Indonesia telah aktif berpartisipasi dalam berbagai organisasi internasional bergengsi dan memosisikan diri sebagai primus inter pares di ASEAN, salah satu organisasi kawasan tertua di dunia. Kini, Indonesia berupaya untuk meningkatkan kontribusinya bagi perdamaian dan keamanan internasional sebagaimana diamanatkan oleh Konstitusi.

Sebagai negara yang bangkit menjadi kekuatan menengah (middle power), Indonesia diharapkan dapat berkontribusi dalam merawat tatanan global, terutama di tengah meningkatnya rivalitas antar-kekuatan besar (major power) yang mengancam stabilitas norma dan prinsip internasional yang selama ini menopang perdamaian dan keamanan dunia. Dalam lingkungan global di mana negara-negara berkembang semakin menonjol berkat pertumbuhan ekonomi yang pesat dan komitmen untuk mereformasi elemen-elemen usang dari tatanan internasional yang ada, harapan terhadap negara-negara ini untuk merumuskan kebijakan luar negeri yang terpadu dan konstruktif pun semakin tinggi.

Dalam konteks Indonesia, terdapat kekhawatiran yang cukup mendalam terkait sejauh mana Indonesia memahami dinamika rivalitas kekuatan besar dan mengantisipasi dampaknya terhadap trajektori kebijakan luar negerinya. Ketegangan yang terus meningkat di antara kekuatan-kekuatan utama telah menciptakan pusaran yang menarik banyak negara dari pelbagai arah, dan menekan mereka untuk berpihak pada salah satu pihak—terlepas dari apakah hal itu sejalan dengan kepentingan nasional mereka atau tidak. Karena itu, menjadi penting untuk mengevaluasi bagaimana suatu negara dapat membangun ketahanan terhadap tekanan eksternal semacam itu. Terlebih lagi, suatu negara perlu memiliki visi yang jelas tentang bagaimana menavigasi tantangan-tantangan ini—bukan hanya untuk memitigasi risiko, tetapi juga untuk menangkap peluang yang dapat memaksimalkan kepentingan strategisnya.

Monograf ini mengeksplorasi bagaimana kebijakan luar negeri Indonesia dapat dikalibrasi ulang agar lebih selaras dengan aspirasinya sebagai kekuatan menengah. Kajian ini didasarkan pada penelitian komprehensif dan konsultasi mendalam dengan berbagai lembaga pemikir kebijakan luar negeri di kawasan dan di tingkat global sepanjang tahun 2023–2024, dengan fokus pada persepsi eksternal terhadap pelaksanaan kebijakan luar negeri Indonesia. Selain itu, studi ini juga mengintegrasikan berbagai diskusi dengan para pemangku kepentingan domestik—termasuk pejabat pemerintah, akademisi, dan para pakar—untuk menyeimbangkan perspektif tersebut dan merumuskan rekomendasi kebijakan yang konkret bagi pemerintah Indonesia.