Di tengah spekulasi seputar karakter gerakan Aksi Bela Islam (ABI) dan gelombang protes yang terjadi secara intrinsik bersifat agama atau politik, studi yang dilakukan oleh CSIS menemukan bahwa gelombang protes massa tersebut merupakan sebuah gerakan hibrida yang terjadi karena adanya konvergensi yang disengaja dan tidak disengaja dari faktor agama dan faktor politik. Konvergensi ini tercermin dalam ragam aktor (politisi, pengusaha, ulama, dan masyarakat akar rumput), motivasi (agama dan politik), struktur komando (terorganisir dan tidak terorganisir), dan, sumber pendanaan (donasi akar rumput, bisnis, pemegang modal, tokoh politik) yang ada dalam gerakan tersebut. Semua aspek ini menyatu dalam gerakan ABI yang terbilang sukses memobilisasi dan menggelar massa dalam jumlah yang sangat signifikan dalam sejarah gerakan sosial politik di Indonesia.